Hal terburuk saat kamu bertambah tua, yaitu semakin sulitnya melindungi
hal-hal yang berharga. Kehormatan, keadilan, dan keluarga, semua hal itu
suci. Kamu hidup dengan peraturan, etika, semua orang demikian. Dia
bagaikan pelita yang memandumu pulang, dan percayalah kamu selalu ingin
pulang.
Orang bijak berkata, walaupun sebatang ranting itu lemah, tapi seikat ranting itu kuat. Malam terakhir dirumah, kamu berfikir tentang bagaimana agar menjadi suami dan ayah yang lebih baik, jangan berharap keluarga mengerti atas apa yang kamu yang lakukan, tapi bantu mereka untuk mengerti bahwa semua itu kamu lakukan untuk mereka. Dan ketika kamu pulang, kamu bisa sambung lagi kehangatan tepat dimana kamu pergi.
Ingatlah... darah ayahmu mengalir dalam tubuhmu, lambang yang menjadikan ayahmu pahlawan adalah lambang yang sama yang membuatmu menjadi seorang laki-laki. Kehendak dan nilai luhur ayahmu selalu hidup dalam dirimu, seperti lukisan aneh yang dikagumi ayahmu. Kita laki-laki ditempa dengan keras, dipatri dalam ruang hukum dan kejayaan. Dari kepedihan, dan harapan, dan cinta.
Ingatlah... darah ayahmu mengalir dalam tubuhmu, lambang yang menjadikan ayahmu pahlawan adalah lambang yang sama yang membuatmu menjadi seorang laki-laki. Kehendak dan nilai luhur ayahmu selalu hidup dalam dirimu, seperti lukisan aneh yang dikagumi ayahmu. Kita laki-laki ditempa dengan keras, dipatri dalam ruang hukum dan kejayaan. Dari kepedihan, dan harapan, dan cinta.
Tidak seorangpun lebih perkasa dari lelaki yang bisa menyelaraskan emosi dan masa lalunya, menggunakannya untuk menulis sepucuk surat yang paling berharga dalam hidupmu untuk satu wanita maha sempurna, yaitu wanita paling indah dimata dan hatimu. Kau selalu berharap dan mengingat ibumu saat kau memandang istrimu dengan penuh rasa sayang dan penuh kewibawaan.
Jalani hidupmu, dimana ketakutan akan kematian tidak akan pernah menyusupi hatimu. Hargai agama orang lain, hormati orang lain dan pandangannya, dan minta mereka menghormati pandanganmu. Cintai hidupmu, sempurnakan hidupmu, perindah semua hal dalam hidupmu.
Jalani hidupmu, dimana ketakutan akan kematian tidak akan pernah menyusupi hatimu. Hargai agama orang lain, hormati orang lain dan pandangannya, dan minta mereka menghormati pandanganmu. Cintai hidupmu, sempurnakan hidupmu, perindah semua hal dalam hidupmu.
Sayangi istrimu, pilihan hatimu, pendamping hidupmu, dan penyemangat jiwamu. Kecup keningnya saat dia tertidur dengan pulas dan waktu itu kau baru saja datang dari tugas berat, jangan bangunkan istrimu dari tidurnya, bisikkan kata manis untuk menemani mimpinya, karena istrimu telah lama menantimu, dan menunggu untuk bersantap malam bersama.
Bermainlah dengan waktu yang cukup dengan putra lelakimu yang mewarisi setiap kemampuan yang kau punya, jangan berlebihan dan jangan membuat dia menjadi keras kepala. Tapi buat dia menjadi keras dalam berpendirian. Layaknya dirimu yang tetap tegap berdiri tatkala digoyang badai diatas gunung penghancur.
Bermainlah dengan Boneka Teddy si beruang lucu, atau Boneka Unyil yang aneh namun sangat legendaris, saat anak perempuanmu yang cantik, putih nan lucu, sebagai cahaya hidupmu tersenyum manja meyambutmu pulang dari kawah candradimuka. Berpura-puralah tetap bugar, dan tetap semangat walau keletihan melanda seluruh jiwa dan ragamu. Kelitiki dia sampai dia tertawa lepas, dan bantulah anak perempuanmu untuk memahami tugas istrimu sebagai pendamping maha penting untuk kariermu sebagai manusia penuh tanggung jawab, disiplin, abdi Negara, keras kepala, namun tetap bisa lembut pada keluarganya, pada orang tuanya, dan pada semua mahluk Tuhan diseluruh dunia.
Berusahalah panjang umur dan layanilah negaramu, dan tetaplah bersujud kepada Tuhan yang Maha Esa, bukan pada penguasa. Ketika tiba masa kematianmu, Jangan seperti mereka yang hatinya diliputi rasa takut akan kematian.
Jadilah kamu dimana pada hari kelahiranmu semua orang tersenyum bahagia dan hanya kamu seorang yang menangis, dan jadilah kamu dimana pada hari kematianmu semua orang menangis sedih dan hanya kamu yang tersenyum bahagia.
Sehingga, pada saat masanya tiba mereka menangis dan berdo’a, diperpanjang waktunya Untuk hidup selamanya dan tiada bedanya. Nyanyikan lagu kematianmu, dan gugurlah seperti pahlawan yang pulang kerumah.
Bermainlah dengan waktu yang cukup dengan putra lelakimu yang mewarisi setiap kemampuan yang kau punya, jangan berlebihan dan jangan membuat dia menjadi keras kepala. Tapi buat dia menjadi keras dalam berpendirian. Layaknya dirimu yang tetap tegap berdiri tatkala digoyang badai diatas gunung penghancur.
Bermainlah dengan Boneka Teddy si beruang lucu, atau Boneka Unyil yang aneh namun sangat legendaris, saat anak perempuanmu yang cantik, putih nan lucu, sebagai cahaya hidupmu tersenyum manja meyambutmu pulang dari kawah candradimuka. Berpura-puralah tetap bugar, dan tetap semangat walau keletihan melanda seluruh jiwa dan ragamu. Kelitiki dia sampai dia tertawa lepas, dan bantulah anak perempuanmu untuk memahami tugas istrimu sebagai pendamping maha penting untuk kariermu sebagai manusia penuh tanggung jawab, disiplin, abdi Negara, keras kepala, namun tetap bisa lembut pada keluarganya, pada orang tuanya, dan pada semua mahluk Tuhan diseluruh dunia.
Berusahalah panjang umur dan layanilah negaramu, dan tetaplah bersujud kepada Tuhan yang Maha Esa, bukan pada penguasa. Ketika tiba masa kematianmu, Jangan seperti mereka yang hatinya diliputi rasa takut akan kematian.
Jadilah kamu dimana pada hari kelahiranmu semua orang tersenyum bahagia dan hanya kamu seorang yang menangis, dan jadilah kamu dimana pada hari kematianmu semua orang menangis sedih dan hanya kamu yang tersenyum bahagia.
Sehingga, pada saat masanya tiba mereka menangis dan berdo’a, diperpanjang waktunya Untuk hidup selamanya dan tiada bedanya. Nyanyikan lagu kematianmu, dan gugurlah seperti pahlawan yang pulang kerumah.
0 komentar:
Posting Komentar