
Rasa cinta itu milik semua manusia yang masih punya hati, dan anugerah Tuhan yang tak bisa kita pungkiri. Cinta kepada sesama makhluknya, adalah sebuah kepercayaan yang Tuhan titipkan untuk pertanggungjawaban dan diperjuangkan dalam koridor Hukum dan Agama.
Melalui “Puisi Habibie Untuk Ainun” Seorang Negarawan, Bacharuddin Jusuf Habibie, yang sangat berjasa dalam kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia mengingatkan kita bahwa cinta yang hakiki adalah cinta kepada Sang Maha Pencipta, Allah SWT.
Karena itu cintailah pasangan kita hanya karena Allah, ketika waktunya tiba jangan sampai ada penyesalan sedikitpun. Terus bersamanya, memberikan kenangan terbaik dan terindah untuknya, adalah jalan untuk menghapus penyesalan yang mungkin akan menghampiri kita tatkala belahan jiwa dipanggil Sang Pencipta. Berikut adalah sebuah Puisi yang menyentuh dari B.J Habibie.
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
Dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
Adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja,
Lalu rasanya mampu membuatku nelangsa setengah mati,
Hatiku seperti tak ditempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada air mata yang jatuh kali ini,
Aku selipkan salam perpisahan panjang,
Pada kesetiaan yang telah kau ukir,
Pada kenangan pahit manis selama kau ada,
Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
Tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
Mana mungkin aku setia, padahal memang kecenderunganku adalah mendua,
Tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,
Kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
Kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
Selamat jalan calon bidadari surgaku.