Pesan Anak Gunung, Untuk Anak-anak Gaza

Untukmu saudaraku, aku masih tetap disini
Biarlah mulutku tetap terkunci, tapi tanganku terus melambai
Diantara jutaan kepala manusia disekelilingku.
Sementara tanganku terus menengadah pada sang kuasa
Ada kalanya kata menjadi tanpa makna dan terhiraukan,
Walau jutaan kaki telah melangkah bersama dijalanan panas beraspal
Karena mereka menutup telinga rapat-rapat
Ada kalanya tragedi tak terlihat, walau jutaan mata menatap darah yang mengerikan
Darah, debu, dan air mata menjadi teman yang akrab akhir-akhir ini.
Bahkan pria tegap bersenjata pun kami lawan
Walau yang menjadi tameng hanyalah tubuh mungilnya yang masih suci
Tapi emosi dan logika memaksa kami untuk melawan
Apa yang sesungguhnya sedang telah terjadi?
“Jangan paksa aku untuk menangis lagi! Karena tak sedikitpun aku takut padamu!”
“Jangan culik ayahku! dan jangan buat ibuku menangis!”
Mungkin itulah kata yang terucap dari mulut suci anak-anak Gaza
Aku bukan siapa-siapa, dan tak banyak yang bisa ku perbuat saudaraku
Namun… Do’a lebih kuat dari perbatasan
Kau di gurun, aku di gunung
Kau terbiasa dipanas matahari, Aku berteman dengan dinginnya hawa pegunungan
Akhir-akhir ini aku tak nyaman untuk berdiam diri,
Karena adik-adikku yang masih balita banyak yang Gugur
Makan rasanya tak enak, walau makanan bintang lima yang tersaji di meja
Percayalah saudaraku…  walau dunia ini rasanya diam,
Namun, hidupmu harus terus berjalan
Dengarlah kalimat bijak dinegaraku, “Badai itu, pasti berlalu”


Bandung, 26 Agustus 2014

0 komentar:

Posting Komentar